KENDALA SAAT PAMDEMI TERHADAP PEMBELAJARAN DARING SMP DI DIY

 KENDALA SAAT PAMDEMI TERHADAP PEMBELAJARAN DARING SMP DI DIY


Pembelajaran Daring

    Sistem pembelajaran daring atau dalam jaringan adalah sebuah sisitem pembelajaran tidak dengan tatap muka secara langsung antara guru dan murid akan tetapi dilakukan menggunakan jaringan internet dan aplikasi pendukung (smpnegri14yogyakarta,2020). Pembelajaran elektronik atau daring bisa juga disebut dengan online learning merupakan suatu kegiatan pembelajaran menggunakan jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai tata cara penyampaian, interaksi, dan fasilitas dan didukung dengan aplikasi pembelajaran (Brown dalam Waryanto, 2006: 12).

    Pada awal tahun pembelajaran atau biasa disebeut sebagai masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dilakukan secara daring dengan menggunakan Zoom Meeting. Jika ada siswa yang kekurangan kouta internet mereka tidak diwajibkan mengikuti video conference tetapi menggunkan situs youtube agar mereka juga bisa mengikuti kegiatan secara terarah (smpnegeri14yogyakarta,2020). Dalam penyampaian materi pembelajaran daring para sisiwa dapat interaktif sehingga dapat berinteraksi dengan media belajarnya (Trisanti,2021).

    Pemakaian teknologi di bidang pendidikan tentunya tidak hanya memindahkan proses tatap muka yang biasanya dilakukan didalam kelas menngunakan aplikasi digital dan tugas kepada peserta didik. Para pendidik harus kreatif dalam merancang proses belajar mengajar jarak jauh ini, agar menjadi lebih efektif dan tentunya mempertimbangkan tujuan pendidikan secara spesifik dan psikologi bagi para siswa (Mujinem et al, 2021)

Kendala Terhadap Kegiatan Belajar SMP Secara Daring di DIY

    Kendala yang paling banyak muncul adalah dari sisi orangTua. Mereka harus mendampingi anak anaknya belajar dirumah dan bekerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ditambah lagi untuk kebutuhan fasilitas pembelajaran online mereka harus mengeluarkan biaya untuk membeli gawai dan kouta internet. Banyak orangtua yang mengeluh tentang kondisi ini (kumparanNEWS,2021).

    Untuk pihak sekolah pembelajaran daring ini merupakan tantangan tersendiri karena terdapat beberapa siswa tidak mampu membeli gawai dan kota internet. Seperti halnya SMPN 4 Semin, Guung Kidul. Siswa yang berada disekolah tersebut tidak sampai 50 persen yang memiliki gawai. Hal tersebut membuat pihak sekolah membuat kebijakan home visit untuk para siswa yang memilik keterbatasan alat elektronik. Bagaimanapun pula siswa punya hak untuk mendapatkan akses pendidikan (kumparanNEWS,2021).

    Kepala Dinas Pendidikan Sleman, Ery Widaryana mengungkapkan bahwa kemampuan guru yang ada di Sleman dalam membuat materi pendukung dalam pembelajaran daring belum merata. Masih ada guru guru di Sleman kurang menguasai teknologi yang ada (suarajogja.id,2020).

    Sedangkan siswa juga memiliki kendala tersendiri. Seperti siswa SMPN 1 Sayegan, Sleman. Banyak siswa yang mengeluh karena terkendala jaringan tidak lancar. Selain itu siswa juga mengeluhkan aktivitas pembelajaran daring ini menambah pengeluaran lantaran mereka harus membeli paket internet. Serta banyak siswa yang merasa bosan dengan pembelajaran daring ini (okenews,2020). 

    Di SMPN 1 Bantul, peserta ddik menyatakan bahwa pada saat pembelajaran daring masih banyak kendalanya. Peserta didik mengeluhkan kouta internet dan penjelasan materi dari guru yang kurang jelas. Selain itu mereka juga mengeluhkan bahwa pemberian tugas yang tidah sesuai dengan materi yang ada dan kadang mereka juga merasa bosan dalm pembelajaran daring ini (Trisanti,2021).

Simpulan 

    Pembelaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan menggunakan jaringan internet dengan alat dan aplikasi pendukung pembelajaran. Pada masa saat ini memang pembelajaran daring harus dilakukan untuk menurunkan kasus covid-19 yang ada. Namun di satu sisi pembelajaran daring SMP di DIY ini banyak kendala yang terjadi dari pihak orangtua, pihak sekolah,dan pihak siswa. 

    Dari pihak orang tua mereka memiliki kendala yaitu mereka harus membagi waktu mereka antara bekerja dan memantau anaknya dalam belajar dirumah. Dari pihak sekolah mereka harus memastikan bahwa anak didiknya bisa memahami materi yang diajarkan disis lain masih terdapat guru yang belum memahami teknologi saat ini. Sedangkan dari pihak siswa banyak yang mengeluhkan bahwa jaringan internet tidak stabil, materi yang kurang jelas, dan mereka merasa bosan 

Komentar